Jakarta – Juara MotoGP Francesco Bagnaia mengatakan dia merasa dia dan tim pabrikan Ducati telah melakukan “segala sesuatu yang sempurna untuk dianggap sebagai nomor satu” dalam perjalanannya meraih gelar kedua berturut-turut.
Saingan gelar Bagnaia dan Pramac Jorge Martin memasuki penentuan kejuaraan di Valencia dengan selisih 14 poin setelah yang terakhir memenangkan sprint pada hari Sabtu.
Namun pertarungan kejuaraan terhenti pada putaran keenam grand prix ketika Martin bertabrakan dengan pebalap Honda Marc Marquez pada penampilan terakhir juara dunia delapan kali itu untuk tim saat berjuang untuk posisi kelima.
Bagnaia kemudian memenangkan perlombaan untuk gelar kedua berturut-turut, menjadi pembalap pertama sejak Marquez yang memenangkan gelar berturut-turut.
Ditanya bagaimana perasaannya tentang fakta itu, Bagnaia berkata: “Saya merasa baik-baik saja, ini luar biasa. Dan terlebih lagi dengan peringkat satu, finis kedua di kejuaraan bisa menjadi hasil yang sangat buruk.
“Saya sangat senang dengan posisi kedua di kejuaraan karena plat nomor satu berarti Anda harus menunjukkan bahwa Anda adalah yang nomor satu dan saya pikir kami melakukan segalanya dengan sempurna untuk dianggap sebagai yang nomor satu.
“Terlebih lagi di bagian kedua kejuaraan, karena kami berkali-kali lebih cepat namun kami selalu berhasil menjadi kompetitif dan lebih cepat serta lebih kuat pada hari Minggu, itu adalah balapan utama, balapan yang memberi Anda lebih banyak poin.
“Jadi menurut saya musim lalu adalah musim yang sangat membanggakan, tapi musim ini lebih lagi karena plat nomor satu banyak melakukan kesalahan, nasib buruk di beberapa situasi dan kami meraih gelar yang sama. Jadi kami harus sangat bangga.”
Membandingkan gelar keduanya dengan gelar pertamanya, di mana ia mengalahkan pebalap pabrikan Yamaha Fabio Quartararo, Bagnaia mengatakan ia “lebih berada di bawah tekanan” pada tahun 2022 dan mengatakan motor Quartararo “tidak memberinya kemungkinan untuk bertarung melawan saya.”
Ia juga mengatakan melawan sesama pebalap Ducati adalah hal yang sulit mengingat keduanya bisa berbagi data.
Ditanya bagaimana dia menjadi juara yang lebih baik dibandingkan tahun lalu, Bagnaia berkata: “Kesadaran untuk menjadi lebih kompetitif.
“Tahun lalu saya tiba di sini dan saya berada di bawah tekanan, hanya dengan satu balapan dan keunggulan 23 poin.
“Jadi situasinya benar-benar berbeda, kali ini saya memulai hari ini dengan 14 poin, Jorge kemarin sangat cepat dan saya pikir saya melakukan langkah besar di depan dalam hal bersikap tenang dalam mengelola situasi dengan lebih baik.
“Tim saya juga telah banyak membantu saya dan saya pikir saya akan terus berusaha memahami, mencoba belajar dari kesalahan saya.
“Tahun lalu saya pikir saya sudah siap, saya belajar, tapi tahun ini saya memulainya dan balapan kedua atau ketiga saya melakukan kesalahan yang sama seperti tahun lalu.
“Jadi menurut saya setiap tahun adalah proses untuk meningkatkan diri, jadi kami harus terus dan terus seperti ini belajar dan berkembang setiap saat.”